Rabu, 15 Februari 2012

Memperkenalkan Agama pada Anak, Sebuah Metode


Orangtua manapun pasti akan berusaha melindungi keluarga dan anak-anaknya dari pengaruh negatif informasi atau budaya luar. Satu-satunya cara untuk melindungi memang hanya dengan pemahaman agama dan iman yang kuat. Apalagi kalau benteng iman dibangun dengan pondasi yang kuat sejak dini. Karena sekuat apapun usaha orangtua mengawasi anak tetap tidak bisa 24 jam penuh, Apalagi orang tua juga bekerja.
Metode khusus untuk mengenalkan agama pada anak sejak usia dini yang paling tepat adalah dengan cara bermain bersama ketika hendak menperkenalkan hal-hal yang lain. Perlu disadari, belajar untuk anak usia dini cara yang paling tepat adalah dengan bermain, karena dalam bermain sebenarnya terkandung proses belajar. Untuk pengenalan agama sebaiknya lebih banyak ditekankan pada masalah akhlak dan etika didahulukan. Mulai dari nilai-nilai dasar dalam kehidupan sehari-hari, seperti kejujuran, sayang sesama, sabar, memaafkan, bersyukur, dan sebagainya. Untuk syariah dan tauhid, kelak seiring dengan pertambahan usia dan perkembangan pengetahuannya bisa secara bertahap dikenalkan.
Dengan cara bermain
Memperkenalkan Allah, memperkenalkan agama Islam pada anak usia dini untuk tahap pertama, sebaiknya dilakukan dengan cara bermain, dengan cara yang menyenangkan. Game, film, buku cerita, lagu atau media lain yang di era sekarang cukup banyak tersedia bisa digunakan sebagai alat bantu. Memperkenalkan Allah pada balita harus disesuaikan dengan umurnya. Cara menyenangkan lebih mudah diterima dan dipahami oleh anak. Dalam tahap perkenalan, hal-hal yang menakutkan “bahwa kalau bohong nanti masuk neraka, disana apinya panas”, atau ” kalau mencuri nanti diakhirat tangannya dipotong” dsb sebaiknya tidak disampaikan dulu. Kenapa ? karena anak usia dini masih belum faham apa arti pahala, dosa, surga neraka, mereka berfikirnya masih dalam tahap konkret atau yang nyata-nyata belum hal-hal abstrak. Menakut-nakuti anak justru akan membuat anak punya pemahaman sejak dini bahwa Islam itu agama yang menakutkan dan penuh ancaman. Buat se-fun mungkin, biar anak semangat untuk mempelajari Islam. Misalkan mengenalkan nilai-nilai moral agama lewat permainan ular tangga dll, yang suka bukan cuma anaknya, orangtuanya juga.
Gunakan bahasa yang sederhana
Sebaiknya ketika mengenalkan agama pada anak gunakan bahasa atau kalimat yang mudah dipahami. Menggunakan bahasa yang rumit, berat, malah membuat anak sulit menangkap apa yang kita maksud. Ketika anak bertanya hal-hal yang kita memang belum mampu menjawab, sebaiknya terus terang saja dan berjanji kita akan sama-sama mencari jawabannya di buku. Menjawab dengan mengada-ada malah bikin anak tambah bingung. Misalnya anak bertanya “kok bisa terjadi banjir sih ma ?”, karena tidak tahu bagaimana menjelaskannya atau tidak punya banyak waktu, lalu orangtua menjawab ” iya itu tandanya Allah marah, abis adik nakal sih gak nurut sama mama.”jawaban yang mengada-ngada bisa ditanggapi anak dengan serius. Yang paling baik memang jujur dan katakan apa adanya saja.
Mulai dari contoh sederhana
Menggunakan contoh dari hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan bisa dilihat anak akan semakin memudahkan anak belajar tentang agama. Kita bisa mengenalkan keberadaan Allah lewat benda-benda yang ada disekitar kita seperti air, pohon, binatang, mama dan papa, tanah, hujan, matahari, pelangi, sayur, buah, beras dsb. Jelaskan pada anak bahwa semua yang ada disekitar kita ada yang menciptakan dan kita wajib berdoa, mengucapkan syukur dan berterimakasih pada Allah. “Coba kalau Allah gak menciptakan sayur, buah, beras, hewan ternak, kita makan apa?” ya dari contoh sederhana dulu biar anak mudah memahami. Lewat contoh tadi sifat-sifat Allah juga bisa dikenalkan, seperti Allah itu Maha Pemurah, Maha Penyayang, Maha Pemberi, karena Allah sayang sama adik makanya Allah menciptakan air, tanaman yang indah, binatang yang lucu-lucu, pelangi, awan, hujan dsb.
Jadi contoh
Cara yang paling efektif sebenarnya adalah dengan memberi contoh lewat perilaku kita. Anak usia dini senang mencontoh apapun yang dia lihat. Belajarnya dengan mengamati. Ketika anak mengamati orangtuanya kemasjid untuk sholat, membaca Al-Qur’an, puasa, berdoa sebelum makan, berdoa sebelum keluar rumah, berdoa sebelum tidur, mengucap salam dsb maka anak pun akan mengikuti. Bagaimana kita mau mengajarkan ibadah pada anak kalau orangtuanya sendiri tidak beribadah. Orangtua seharusnya memang tidak hanya mengajarkan dengan bicara atau nyuruh tapi yang paling penting adalah melakukan. Kalau kita ingin mengenalkan sifat-sifat Allah yang maha Pengasih dan Penyayang maka orangtua sebaiknya tidak marah-marah …, atau kalau kita ingin mengenalkan bahwa Allah itu pemaaf, sebaiknya kita juga memaafkan ketika anak melakukan kesalahan. Dari hal-hal kecil tapi konkrit, itu lebih baik dan lebih mengena.
Konsisten
Konsisten penting kalau kita ingin anak memahami apa yang kita ajarkan. Kalau kita ingin mengajarkan ketika tiba waktu sholat harus segera melaksanakan sholat maka itu tidak hanya berlaku ketika kita dirumah, di luar rumahpun, ketika sedang di mall atau ditempat wisata, harus berlaku juga. Ini akan menunjukkan pada anak bahwa ternyata diatas mama papa ada yang lebih berkuasa yaitu Allah. Kalau tidak maka anak hanya akan beranggapan bahwa ibadah sholat atau sholat tepat waktu hanya dilakukan kalau kita santai-santai dirumah atau saat punya waktu luang, “kalau lagi sibuk dilewatin juga boleh, bukan hal yang penting, mama papa aja gak sholat ketika jalan-jalan”. Jadi sangat berbahaya kalau sejak usia dini sudah tertanam pemahaman seperti itu. Walapun belum wajib tapi dengan melihat sejak dini maka ketika tiba akil baligh anak akan lebih mudah menjalankan kewajibannya karena sudah menjadi kebiasaan.
Konsisten tidak hanya soal waktu tapi juga kesamaan pemahaman. Kalau kita ingin mengenalkan agama pada anak maka tidak hanya orangtua yang terlibat atau memberi contoh, semua orang dewasa yang ada dan dekat dengan anak, seperti nenek, kakek, om, bulik, sampai pengasuh juga dilibatkan. Kalau tidak sepaham, anak justru akan bingung misalnya “mama sholat tapi bulik nggak ya”, atau “papa kemasjid tapi om kok malah nonton TV”, “sebenarnya yang harus dicontoh mana nih…”, bisa saja lalu ketika diajak untuk sholat atau ngaji jawaban anak “om aja nggak, kok aku iya sih”. Anak itu kritis….
Libatkan anak
Mengajak anak ketempat ibadah, tarawih, sholat, atau pengajian baik untuk mengenalkan agama sejak dini. Anak ribut dimasjid atau ditempat ibadah sebenarnya tidak akan terjadi kalau orangtua sudah memberi pijakan yang kuat diawal. ” nak, ikut papa ke masjid yuk, tapi disana harus tenang karena masjid tempat untuk berdoa kepada Allah. Kalau mau main boleh tapi dihalaman setelah ibadah, nanti papa temani.”Bermain juga boleh, namanya juga anak2 yang sedang dalam masa bermain, melarang bermain justru mengabaikan hak mereka, daripada melarang lebih baik jika kita memberi penjelasan kenapa kok mainnya harus ditunda setelah selesai ibadah. Untuk anak usia dini, ikut2an ketika menjalankan ibadah tidak  mengapa, kelak seiring bertambahnya usia anak akan mengerti bahwa semua itu merupakan nilai-nilai yang harus dijalani dalam hidupnya.
Di sekolah, selain menstimulasi aspek perkembangan diusia2 emasnya, anak juga diajarkan untuk bisa bersosialisasi dan mandiri. Dalam memilih sekolahpun maka sebaiknya juga selektif. Segala keputusan yang diambil sebaiknya memang adalah untuk yang terbaik buat si kecil.
Advertisement

Pengembangan Nilai Moral dan Agama untuk Anak Usia Dini

Pengembangan Nilai Moral dan Agama untuk Anak Usia Dini PDF Cetak Surel


Aliran Filsafat Pendidikan Perenialisme mengatakan bahwa pendidikan harus mempunyai landasan yang jelas dan terarah. Landasan tersebut sebagai acuan atau pedoman dalam proses penyelenggaraan pendidikan, baik dalam konteks institusi pendidikan sekolah maupun luar sekolah.
Landasan yang jelas dan terarah yang dimaksud adalah pendidikan harus berprinsip pada pengembangan nilai-nilai moral dan agama, di samping aspek-aspek lain yang berkaitan dengan bidang-bidang pengembangan. Hal ini sangat diperlukan sebagai upaya untuk mengantarkan anak didik menuju kedewasaan berpikir, bersikap, dan berperilaku secara terpuji (akhlak al-karimah). Upaya tersebut bisa dilakukan oleh para pendidik (guru dan orang tua) sejak usia dini, yakni ketika masa kanak-kanak.
Pendidikan nilai-nilai moral dan keagamaan pada program PAUD merupakan pondasi yang kokoh dan sangat penting keberadaannya, dan jika hal itu telah tertanam serta terpatri dengan baik dalam setiap insan sejak dini, hal tersebut merupakan awal yang baik bagi pendidikan anak bangsa untuk menjalani pendidikan selanjutnya. Bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan keagamaan. Nilai-nilai luhur ini pun dikehendaki menjadi motivasi spiritual bagi bangsa ini dalam rangka melaksanakan sila-sila lainnya dalam pancasila (Hidayat, 2007 : 7.9).
Namun dalam realitasnya dewasa ini terdapat sesuatu yang memprihatinkan dalam dunia pendidikan nasional di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah masih banyak anak didik dan output pendidikan nasional di Indonesia yang belum mencerminkan kepribadian yang bermoral, seperti sering tawuran antar pelajar bahkan dengan guru, penyalagunaan obat-obat terlarang, pelecehan seksual, pergaulan bebas, dan lain. Jika ditelusuri lebih jauh lagi, sebenarnya keadaan yang demikian itu tidak lepas dari basic pendidikannya pada masa lampau, yang boleh jadi pada masa itu pengokohan mental-spritualnya masih belum tersentuh secara maksimal, selain faktor lingkungan yang mempengaruhi. Lalu bagaimana tanggung jawab dan solusi institusi pendidikan (sekolah, keluarga, dan masyarakat) atas persoalan tersebut ?
Ide perlunya pengembangan moral dan nilai-nilai agama sejak kecil yang dimulai pada anak usia dini pada dasarnya diilhami oleh sebuah keprihatinan atas realitas anak didik bahkan output pendidikan di Indonesia dewasa ini yang belum sepenuhnya mencerminkan kepribadian yang bermoral (akhlak al-karimah), yakni santun dalam bersikap dan berperilaku sebagaimana contoh yang telah dikemukakan. Hal ini menunjukkan bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam sistem pendidikan kita, khususnya pada jenjang pendidikan yang paling dasar (pra sekolah). Oleh karenanya, sebagai upaya awal perbaikan terhadap sistem pendidikan di Indonesia maka sangat diperlukan adanya pengembangan moral dan nilai-nilai agama sejak dini sebagai upaya pengokohan mental-spiritual anak.
Setiap masyarakat mempunyai ukuran-ukuran yang digunakan untuk menentukan baik-buruk tingkah laku. Ukuran-ukuran itu dapat berupa tata cara, kebiasaan atau adat-istiadat yang telah diterima oleh suatu masyarakat. Ukuran yang digunakan untuk menentukan baik-buruk inilah yang biasanya disebut dengan istilah moral. Istilah moral ini berkenaan dengan bagaimana seseorang seharusnya berperilaku dengan dunia sosialnya. Berkaitan dengan aturan-aturan berperilaku tersebut, anak dituntut untuk mengetahui, memahami, dan mengikutinya. Perubahan-perubahan dalam dalam hal pengetahuan, pemahaman, dan penerapan aturan-aturan ini dipandang sebagai perkembangan moral seseorang.
Sedangkan menurut Kohlberg perkembangan moral anak usia prasekolah (PAUD) berada pada tingkatan yang paling dasar yang dinamakan dengan penalaran moral prakonvensional. Pada tingkatan ini anak belum menunjukkan internalisasi nilai-nilai moral (secara kokoh). Namun sebagian anak usia PAUD ada yang sudah memiliki kepekaan atau sensitivitas yang tinggi dalam merespon lingkungannya (positif dan negatif). Misalkan ketika guru/orang tua mentradisikan atau membiasakan anak-anaknya untuk berperilaku sopan seperti mencium tangan orang tua ketika berjabat tangan, mengucapkan salam ketika akan berangkat dan pulang sekolah, dan contoh-contoh positif lainnya maka dengan sendirinya perilaku seperti itu akan terinternalisasi dalam diri anak sehingga menjadi suatu kebiasaan mereka sehari-hari. Demikian pula sebaliknya kalau kebiasaan negatif itu dibiasakan kepada anak maka perilaku negatif itu akan terinternalisasi pula dalam dirinya.
Dalam mengkaji perkembangan moral anak usia pra sekolah, Kohlberg mem­posisikan mereka pada level yang paling dasar, yaitu level 1 (moral pra­kon­vensional). Pada tahap ini, anak melihat suatu kegiatan dianggap salah atau benar berdasarkan hukuman dan kepatuhan (punishment dan obedience orientation) serta individualisme dan orientasi tujuan instrumental (individualism and instru­mental purpose). Pada tahap orientasi hukuman dan kepatuhan, suatu tindakan dinilai benar atau salah tergantung pada akibat dari kegiatan tersebut. Suatu kegiatan yang membuat ibu marah dianggap salah dan suatu kegiatan yang membuat ibu senang dianggap baik atau benar. ]

(Prof Rusijono, http://blog. pgpaud. ac.id)

Perkembangan Rasa Agama pada Remaja

Perkembangan Rasa Agama pada Remaja


Darimana rasa agama pada remaja muncul? Ide-ide agama, dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama pada dasarnya telah diterima oleh seorang anak pada masa anak-anak. Apa yang telah diterima dan tumbuh dari kecil itulah yang menjadi keyakinan individu pada masa remaja melalui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya (Zakiyyah Darajat, 2003: 85-85).
Apakah yang diterima anak tentang masalah agama sejak kecil akan tumbuh dan berkembang subur? 
Belum tentu, disebabkan karena: Menurut W. Stabuck, pertumbuhan dan perkembangan agama dan tindak lanjut keagamaan remaja sangat berkaitan dengan:
1. Pertumbuhan dan Pikiran Mental
Pertumbuhan pengertian tentang ide-ide agama sejalan dengan pertumbuhan kecerdasan (Zakiyah Darajat, 2003: 86). Menurut Peaget ”Perkembangan kognitif usia remaja bergerak dari cara berpikir yang konkrit menuju cara berpikir yang proporsional”. Berdasarkan pendapat ini, Ronald Goldman menerapkannya dalam bidang agama dengan membuat sebuha kecimpulan: “Pertumbuhan kognitif memberi kemungkinan terjadi perpindahan/transisi dari agama yang lahiriyah menuju agma yang batiniah”.
Jadi, perkembangan kognitif memberi kemungkinan remaja untuk meninggalkan agama anak-anak yang diperoleh dari lingkungan dan mulai memikirkan konsep serta bergerak menuju agama “iman” yang sifatnya sungguh-sungguh personal (Sururin. 2004:67).
Agama berkaitan dengan hal-hal yang abstrak seperti tentang hari akhirat, syurga, neraka, dll. Pengertian tentang hal-hal yang abstrak itu baru dapat diterima apabila pertumbuhan kecerdasan individu telah memungkinkan untuk itu.
Kapan itu terjadi? Menurut Alfred Binet “Kemampuan untuk mengerti masalah-masalah yang abstrak tidak sempurna perkembangannya sebelum mencapai usia 12 tahun. Kemungkinan untuk mengambil kesimpulan yang abstrak dari fakta-fakta yang ada baru tampak pada usia 14 tahun”.
Pada masa remaja perkembangan mental dan pemikirannya berkembang kearah berpikir logis. Apa dampaknya terhadap pandangan dan kepercayaannya pada Tuhan? Dampaknya: “Remaja tidak dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi dialam ini, sehingga segala apapun yang terjadi dialam, baik peristiwa alamiah maupun peristiwa sosial dilimpahkan tanggungjawabnya kepada Tuhan”. Misalnya:
  • Ketika remaja melihat adanya kekacauan, kerusuhan, ketidakadilan dalam masyarakat, maka mereka akan merasa kecewa terhadap Tuhan, padahal Tuhan Maha Kuasa. 
  • Sebaliknya, ketika remaja melihat keindahan alam, keharmonisan dalam segala sesuatu, maka mereka akan menjadi yakin kepada Tuhan, bahwa Tuhan Maha Bijaksana.
Apa dampak dari perkembangan mental/kecerdasarn pada masa remaja terhadap agama?
ü Ide dan dasar keyakinan yang diterima remaja dari masa kanak-kanak sudah tidak begitu menarik lagi.
ü Remaja sudah mulai kritis terhadap ajaran agama, dengan cara dapat menolak saran-saran yang tidak dapat dimengertinya atau mengkritik pendapat-pendapat yang berlawanan dengan kesimpulan yang diambilnya.
ü Remaja menjadi bimbang beragama (efek kecerdasan).
ü Remaja menerima ide-ide atau pengertian-pengartian yang abstrak dari tanpa pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan.
Apakah dengan perkembangan mental/kecerdasan itu akan mengantarkan remaja kepada bimbang beragama?
Belum tentu. Jika:
a.    Bimbang beragama: jika anak/remaja mendapat pendidikan agama dengan cara yang memungkinkan mereka untuk berpikir bebas dan boleh mengkritik hal yang berkaitan dengan agama.
b.    Tidak bimbang beragama: jika anak/remaja mendapat pendidikan agama dengan cara yang tidak memungkinkan mereka untuk berpikir bebas dan boleh mengkritik hal yang berkaitan dengan agama
2. Perasaaan Beragama
Apakah perasaan remaja pada agama itu stabil?
Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam-macam perasaan yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain. Kondisi ini menyebabkan terjadinya perubahan emosi yang begitu cepat dalam diri remaja. Ketidakstabilan perasaan remaja kepada Tuhan/Agama.
Misalnya: Kebutuhan remaja akan Allah kadang-kadang tidak terasa ketika remaja dalam keadaan tenang, aman, dan tentram. Sebaliknya Allah sangat dibutuhkan apabila remaja dalam keadaan gelisah, ketika ada ancaman, takut akan kegelapan, ketika merasa berdosa.
Jadi: gelombang kuatnya rasa agama bagi remaja adalah merupakan usaha-usaha remaja untuk menenangkan kegoncangan jiwa yang sewaktu-waktu muncul. Remaja akan melakukan kegiatan beragama pada saat ingin mengurangkan kesedihan, ketakutan, dan rasa penyesalan.
Kesimpulan: Perasaan remaja pada agama adalah ambivalensi. Kadang-kadang sangat cinta dan percaya pada Tuhan, tetapi sering pula berubah menjadi acuh tak acuh dan menentang (Zakiyah Darajat, 2003:96-96 dan Sururin, 2002:70).
3. Pertimbangan Sosial
Bagaimana pertimbangan sosial ini mempengaruhi kehidupan agama remaja?
Dalam kehidupan keagamaan, remaja cenderung dihadapkan pada konflik antara pertimbangan moral dan materil. Terhadap konflik ini remaja cenderung bingung untuk menentukan pilihan. Kondisi ini menyebabkan remaja menjadi cenderung pada pertimbangan lingkungan sosialnya.
a. Jika remaja hidup dan dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih mementingkan kehidupan duniawi/materialitas, maka remaja akan menjadi cenderung jiwanya untuk menjadi materialistis dan jauh dari agama.
b. Sebaliknya, jika remaja hidup dan dipengaruhi oleh lingkungan yang lebih mementingkan kehidupan yang religious/moralis, maka remaja akan cenderung jiwanya untuk menjadi religious/moralis (Jalaluddin, 2002:75).
4. Perkembangan Moral
Pertumbuhan dan perkembangan moral terjadi melalui pengalaman-pengalaman dan pembiasaan yang ditanamkan sejak kecil oleh orang tua. Perkembangannya baru dapat dikatakan mencapai kematangan pada usia remaja (Zakiyah Darajat, 2003: 97).
Bagaimana perkembangan moral ini mempengaruhi agama remaja?
Pada masa remaja perkembangan moral bertitik tolak dari rasa bersalah dan usaha untuk mencari proteksi. Pada masa remaja Tuhan lebih menonjol sebagai penolong moral. Pada masa remaja, dorongan seksual bangkit dalam bentuk yang lebih jelas. Kondisi ini merupakan bahaya yang mengancam nila-nilai/norma yang dipatuhi remaja selama ini. Dari sini timbul pada diri remaja perasaan tidak berdaya dalam menghadapi dorongan yang belum diketahui dalam hidupnya dulu. Untuk mengatasi dorongan-dorongan naluri itu disatu sisi dan disisi lain adanya keinginan untuk mengurangkan hubungannya dengan orangtuanya dalam menghadapi kenyataan hidup menyebabkan remaja berusaha mencari pertolongan Allah (Zakiyah Darajat, 2003:100).
Bagaimana tipe moral remaja berkaitan dengan jaran agama?
  • Self-Directive: taat pada agama berdasarkan pertimbangn pribadi. 
  • Submissive: Remaja merasakan adanya keraguan terhadap ajaran agama/moral. 
  • Un adjusted: Remaja belum meyakini akan kebnaran ajaran agama/moral. 
  • Deviant: remaja menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanam moral masyarakat (Jalaluddin, 2002:76).
5. Sikap dan Minta
Pada masa remaja sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan sangat kecil, namun hal ini masih sangat tergantung pada kebiasaan masa kecil dan lingkungan agama yang mempengaruhi mereka.
6. Ibadah
Perkembangan remaja dalam bidang agama juga dipengaruhi oleh pandangan mereka terhadap ibadah.
Dari analisis diatas, silahkan berikan analisis anda pertanyaan dibawah ini:
1. Mengapa saat-saat ini kecenderungan remaja jauh dari nilai-nilai agama?
2. Apakah remaja yang tinggal di pondok pesantren atau biara (Santri atau Frater) lebih religious dibanding remaja yang tidak mengenyam pendidikan agama yang berkelanjutan?

Membekali Remaja dengan Agama

Membekali Remaja dengan Agama

Agama adalah pegangan hidup kita. Jangan heran jika kita hidup tanpa bimbingan ajaran agama, hidup kita terasa sempit dan gersang. Itu sebabnya, saya selalu mendahulukan pendidikan agama untuk anak-anak dan keluarga saya. Bahkan harus sejak dini diajarkan kepada mereka. Menerapkan disiplin dan tanggung jawab, misalnya. Ketika anak saya masih kecil, yang bisa saya lakukan adalah berusaha memberi teladan yang baik dalam berperilaku di hadapan dia.
Untuk membina kepribadiannya, jika pun ada perbedaan pendapat dalam banyak hal dengan istri saya, saya berusaha untuk menghindari ‘pertengakaran’ di depan anak-anak. Sebab, ia akan merekam apa yang dilihatnya dari perilaku orangtuanya. Sedikit-banyaknya hal ini akan membekas dalam memorinya dan terbawa sampai besar. Dan tentunya itu akan mempengaruhi kehidupannya.
Pendidikan agama pun tidak cukup hanya diberikan di rumah. Untuk itu saya mencarikan sekolah yang bisa menempa anak saya dengan ajaran Islam yang bagus. Itu sebabnya, saya usahakan ketika anak itu bersosialisasi dengan teman mainnya, harus dalam suasana yang islami pula. Ia terbiasa toleran dengan temannya, empati, saling mencintai dan pandai menghargai.
Kalau saya lihat saat ini, banyak keluarga muslim yang sepertinya lebih mementingkan mutu sekolah dalam hal akademiknya saja, tapi miskin dalam nilai dan ajaran Islam. Sehingga, tak jarang yang memasukkan anak-anaknya ke sekolah non-Islam. Padahal itu sangat berbahaya bagi kehidupan anak-anak dan remaja yang sedang membentuk jati dirinya. Sebab, banyak fakta bahwa sekolah non-Islam seringkali mengharuskan seluruh siswanya mengikuti tatacara ibadah mereka. Bukankah ini akan merusak kehidupannya?
Tidak bisa dipungkiri bahwa remaja memang membutuhkan bekal pendidikan agama yang memadai. Inilah yang harus diperhatikan oleh para orangtua. Janganlah hanya karena ingin mendapatkan prestasi bagus dalam nilai-nilai akademiknya, lalu mengabaikan pendidikan agama yang sebenarnya lebih wajib. Maraknya tawuran, seks bebas, terlibat narkoba, lebih disebabkan mereka tidak mengenal agama sebagai pandangan hidup yang harus dipahami, ditaati dan diamalkan.
Saat ini pelajaran agama memang diberikan, tapi tidak membekas bagi kehidupan para siswa. Boleh jadi karena disampaikan dengan normatif belaka. Coba, jika pendidikan agama disampaikan dengan tekanan bahwa ini harus dipelajari, dipahami, dan diamalkan, insya Allah para siswa akan merasa bahwa agama bukan semata-mata tempat untuk mencari ketenangan batin belaka. Tapi akan dipahami sebagai pandangan hidup yang wajib diperjuangkan.
Namun, untuk mendapatkan hasil maksimal dalam membekali remaja dengan pendidikan agama, dibutuhkan peran negara yang serius. Tanpa peran negara, upaya pendidikan agama dan juga pendidikan yang lain masih jauh panggang dari api jika harus mengukur keberhasilannya. Artinya, dibutuhkan peran yang besar dari negara, selain tentunya peran masyarakat dan keluarga tetap menjadi tumpuan. Jadi, jangan abaikan pendidikan agama 

http://www.gaulislam.com/membekali-remaja-dengan-agama

Senin, 13 Februari 2012

Pengaruh Musik pada Anak

Pengaruh Musik pada Anak

Pengaruh Musik pada Anak

Penelitian membuktikan bahwa musik, terutama musik klasik sangat mempengaruhi
perkembangan IQ (Intelegent Quotien) dan EQ (Emotional Quotien). Seorang anak
yang sejak kecil terbiasa mendengarkan musik akan lebih berkembang kecerdasan
emosional dan intelegensinya dibandingkan dengan anak yang jarang mendengarkan
musik. Yang dimaksud musik di sini adalah musik yang memiliki irama teratur dan
nada-nada yang teratur, bukan nada-nada “miring”. Tingkat kedisiplinan anak
yang sering mendengarkan musik juga lebih baik dibanding dengan anak yang
jarang mendengarkan musik.
Grace Sudargo, seorang musisi dan pendidik mengatakan, “Dasar-dasar musik
klasik secara umum berasal dari ritme denyut nadi manusia sehingga ia berperan
besar dalam perkembangan otak, pembentukan jiwa, karakter, bahkan raga manusia”.
Penelitian menunjukkan, musik klasik yang mengandung komposisi nada
berfluktuasi antara nada tinggi dan nada rendah akan merangsang kuadran C pada
otak. Sampai usia 4 tahun, kuadran B dan C pada otak anak-anak akan berkembang
hingga 80 % dengan musik.
“Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting
yaitu beat, ritme, dan harmony”, demikian kata Ev. Andreas Christanday dalam
suatu ceramah musik. “Beat mempengaruhi tubuh, ritme mempengaruhi jiwa,
sedangkan harmony mempengaruhi roh”. Contoh paling nyata bahwa beat sangat
mempengaruhi tubuh adalah dalam konser musik rock. Bisa dipastikan tidak ada
penonton maupun pemain dalam konser musik rock yang tubuhnya tidak bergerak.
Semuanya bergoyang dengan dahsyat, bahkan cenderung lepas kontrol. Kita masih
ingat dengan “head banger”, suatu gerakan memutar-mutar kepala mengikuti irama
music rock yang kencang. Dan tubuh itu mengikutinya seakan tanpa rasa lelah.
Jika hati kita sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah, yang
memiliki irama (ritme) yang teratur. Perasaan kita akan lebih enak dan enteng.
Bahkan di luar negeri, pihak rumah sakit banyak memperdengarkan lagu-lagu indah
untuk membantu penyembuhan para pasiennya. Itu
suatu bukti, bahwa ritme sangat mempengaruhi jiwa manusia. Sedangkan harmony
sangat mempengaruhi roh. Jika kita menonton film horor, selalu terdengar
harmony (melodi) yang menyayat hati, yang membuat bulu kuduk kita berdiri.
Dalam ritual-ritual keagamaan juga banyak digunakan harmony yang membawa roh
manusia masuk ke dalam alam penyembahan. Di dalam meditasi, manusia mendengar
harmony dari suara-suara alam disekelilingnya. “Musik yang baik bagi kehidupan
manusia adalah musik yang seimbang antara beat, ritme, dan harmony”, ujar Ev.
Andreas Christanday.
Seorang ahli biofisika telah melakukan suatu percobaan tentang pengaruh musik
bagi kehidupan makhluk hidup. Dua tanaman dari jenis dan umur yang sama
diletakkan pada tempat yang berbeda. Yang satu diletakkan dekat dengan pengeras
suara (speaker) yang menyajikan lagu-lagu slow rock dan heavy rock, sedangkan
tanaman yang lain diletakkan dekat dengan speaker yang memperdengarkan
lagu-lagu yang indah dan berirama teratur. Dalam beberapa hari terjadi
perbedaan yang sangat mencolok. Tanaman yang berada di dekat speaker lagu-lagu
rock menjadi layu dan mati, sedangkan tanaman yang berada di dekat speaker
lagu-lagu indah tumbuh segar dan berbunga. Suatu bukti nyata bahwa musik sangat
mempengaruhi kehidupan makhluk hidup.
Alam semesta tercipta dengan musik alam yang sangat indah. Gemuruh ombak di
laut, deru angin di gunung, dan rintik hujan merupakan musik alam yang sangat
indah. Dan sudah terbukti, bagaimana pengaruh musik alam itu bagi kehidupan
manusia.
Wulaningrum Wibisono, S.Psi mengatakan, “Jikalau Anda merasakan hari ini begitu
berat, coba periksa lagi hidup Anda pada hari ini. Jangan-jangan Anda belum
mendengarkan musik dan bernyanyi”.

sumber : http://www.mail-archive.com/media-dakwah@yahoogroups.com

fanatisme

Fanatisme

Fanatisme adalah suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu, yang positif atau yang negatif, pandangan yang tidak memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara mendalam sehingga susah diluruskan atau diubah. Menurut definisinya, Fanatisme biasanya tidak rasional atau keyakinan seseorang yang terlalu kuat dan kurang menggunakan akal budi sehingga tidak menerima faham yang lain dan bertujuan untuk mengejar sesuatu. Adanya fanatisme dapat menimbulkan perilaku agresi dan sekaligus memperkuat keadaan individu yang mengalami deindividuasi untuk lebih tidak terkontrol perilakunya.
Fanatisme dipandang sebagai penyebab menguatnya perilaku kelompok yang tidak jarang dapat menimbulkan perilaku agresi. Individu yang fanatik akan cenderung kurang memperhatikan kesadaran sehingga seringkali perilakunya kurang terkontrol dan tidak rasional.
Pengertian Fanatisme sendiri dapat disebut sebagai orientasi dan sentimen yang mempengaruhi seseorang dalam : (a) berbuat sesuatu, menempuh sesuatu atau memberi sesuatu, (b) dalam berfikir dan memutuskan, (c) dalam mempersepsi dan memahami sesuatu, dan (d) dalam merasa secara psikologis, seseorang yang fanatik biasanya tidak mampu memahami apa-apa yang ada di luar dirinya, tidak faham terhadap masalah orang atau kelompok lain, tidak mengerti faham atau filsafat selain yang mereka yakini.
Ciri-ciri yang jelas dari sifat fanatik adalah ketidakmampuan memahami karakteristik individual orang lain yang berada diluar kelompoknya, benar atau salah. Secara garis besar fanatisme mengambil bentuk : (a) fanatik warna kulit, (b) fanatik etnik/kesukuan, dan (c) fanatik klas sosial. Fanatik Agama sebenarnya bukan bersumber dari agama itu sendiri, tetapi biasanya merupakan kepanjangan dari fanatik etnik atau klas sosial.

SEKS PRA NIKAH REMAJA,TREND KAH?

SEKS PRA NIKAH REMAJA,TREND KAH?

SEKS PRA NIKAH REMAJA,TREND KAH?
PERILAKU seksual ialah perilaku yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota badan antara pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap hubungan intim, yang biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri. Sedangkan perilaku seks pranikah merupakan perilaku seks yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing individu.
Perilaku seks pranikah ini memang kasat mata, namun ia tidak terjadi dengan sendirinya melainkan didorong atau dimotivasi oleh faktor-faktor internal yang tidak dapat diamati secara langsung (tidak kasat mata). Dengan demikian individu tersebut tergerak untuk melakukan perilaku seks pranikah.
Motivasi merupakan penggerak perilaku. Hubungan antar kedua konstruk ini cukup kompleks, antara lain dapat dilihat sebagai berikut : Motivasi yang sama dapat saja menggerakkan perilaku yang berbeda, demikian pula perilaku yang sama dapat saja diarahkan oleh motivasi yang berbeda. <BR
Motivasi tertentu akan mendorong seseorang untuk melakukan perilaku tertentu pula. Pada seorang remaja, perilaku seks pranikah tersebut dapat dimotivasi oleh rasa sayang dan cinta dengan didominasi oleh perasaan kedekatan dan gairah yang tinggi terhadap pasangannya, tanpa disertai komitmen yang jelas (menurut Sternberg hal ini dinamakan romantic love); atau karena pengaruh kelompok (konformitas), dimana remaja tersebut ingin menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang telah dianut oleh kelompoknya, dalam hal ini kelompoknya telah melakukan perilaku seks pranikah.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi seorang remaja melakukan seks pranikah karena ia didorong oleh rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahui. Hal tersebut merupakan ciri-ciri remaja pada umumnya, mereka ingin mengetahui banyak hal yang hanya dapat dipuaskan serta diwujudkannya melalui pengalaman mereka sendiri, “Learning by doing”.
Disinilah suatu masalah acap kali muncul dalam kehidupan remaja karena mereka ingin mencoba-coba segala hal, termasuk yang berhubungan dengan fungsi ketubuhannya yang juga melibatkan pasangannya. Namun dibalik itu semua, faktor internal yang paling mempengaruhi perilaku seksual remaja sehingga mengarah pada perilaku seksual pranikah pada remaja adalah berkembangnya organ seksual. Dikatakan bahwa gonads (kelenjar seks) yang tetap bekerja (seks primer) bukan saja berpengaruh pada penyempurnaan tubuh (khususnya yang berhubungan dengan ciri-ciri seks sekunder), melainkan juga berpengaruh jauh pada kehidupan psikis, moral, dan sosial.
Pada kehidupan psikis remaja, perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis kelamin. Ketertarikkan antar lawan jenis ini kemudian berkembang ke pola kencan yang lebih serius serta memilih pasangan kencan dan romans yang akan ditetapkan sebagai teman hidup. Sedangkan pada kehidupan moral, seiringan dengan bekerjanya gonads, tak jarang timbul konflik dalam diri remaja. Masalah yang timbul yaitu akibat adanya dorongan seks dan pertimbangan moral sering kali bertentangan.
Bila dorongan seks terlalu besar sehingga menimbulkan konflik yang kuat, maka dorongan seks tersebut cenderung untuk dimenangkan dengan berbagai dalih sebagai pembenaran diri.
Pengaruh perkembangan organ seksual pada kehidupan sosial ialah remaja dapat memperoleh teman baru, mengadakan jalinan cinta dengan lawan jenisnya. Jalinan cinta ini tidak lagi menampakkan pemujaan secara berlebihan terhadap lawan jenis dan “cinta monyet” pun tidak tampak lagi. Mereka benar-benar terpaut hatinya pada seorang lawan jenis, sehingga terikat oleh tali cinta.
Perlu pula dijelaskan bahwa pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks (gonads) remaja, sesungguhnya merupakan bagian integral dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh. Selain itu, energi seksual atau libido/nafsu pun telah mengalami perintisan yang cukup panjang; Sigmund Freud mengatakan bahwa dorongan seksual yang diiringi oleh nafsu atau libido telah ada sejak terbentuknya Id. Namun dorongan seksual ini mengalami kematangan pada usia usia remaja. Karena itulah, dengan adanya pertumbuhan ini maka dibutuhkan penyaluran dalam bentuk perilaku seksual tertentu.
Cukup naïf bila kita tidak menyinggung faktor lingkungan, yang memiliki peran yang tidak kalah penting dengan faktor pendorong perilaku seksual pranikah lainnya. Faktor lingkungan ini bervariasi macamnya, ada teman sepermainan (peer-group), pengaruh media dan televisi, bahkan faktor orang tua sendiri.
Pada masa remaja, kedekatannya dengan peer-groupnya sangat tinggi karena selain ikatan peer-group menggantikan ikatan keluarga, mereka juga merupakan sumber afeksi, simpati, dan pengertian, saling berbagi pengalaman dan sebagai tempat remaja untuk mencapai otonomi dan independensi.
Maka tak heran bila remaja mempunyai kecenderungan untuk mengadopsi informasi yang diterima oleh teman-temannya, tanpa memiliki dasar informasi yang signifikan dari sumber yang lebih dapat dipercaya. Informasi dari teman-temannya tersebut, dalam hal ini sehubungan dengan perilaku seks pranikah, tak jarang menimbulkan rasa penasaran yang membentuk serangkaian pertanyaan dalam diri remaja. Untuk menjawab pertanyaan itu sekaligus membuktikan kebenaran informasi yang diterima, mereka cenderung melakukan dan mengalami perilaku seks pranikah itu sendiri.
Pengaruh media dan televisi pun sering kali diimitasi oleh remaja dalam perilakunya sehari-hari. Misalnya saja remaja yang menonton film remaja yang berkebudayaan barat, melalui observational learning, mereka melihat perilaku seks itu menyenangkan dan dapat diterima lingkungan. Hal ini pun diimitasi oleh mereka, terkadang tanpa memikirkan adanya perbedaan kebudayaan, nilai serta norma-norma dalam lingkungan masyakarat yang berbeda.
Perilaku yang tidak sesuai dengan tugas perkembangan remaja pada umumnya dapat dipengaruhi orang tua. Bilamana orang tua mampu memberikan pemahaman mengenai perilaku seks kepada anak-anaknya, maka anak-anaknya cenderung mengontrol perilaku seksnya itu sesuai dengan pemahaman yang diberikan orang tuanya.
Hal ini terjadi karena pada dasarnya pendidikan seks yang terbaik adalah yang diberikan oleh orang tua sendiri, dan dapat pula diwujudkan melalui cara hidup orang tua dalam keluarga sebagai suami-istri yang bersatu dalam perkawinan.
Kesulitan yang timbul kemudian adalah apabila pengetahuan orang tua kurang memadai menyebabkan sikap kurang terbuka dan cenderung tidak memberikan pemahaman tentang masalah-masalah seks anak. Akibatnya anak mendapatkan informasi seks yang tidak sehat. Seorang peneliti menyimpulkan hasil penelitiannya sebagai berikut: informasi seks yang tidak sehat atau tidak sesuai dengan perkembangan usia remaja ini mengakibatkan remaja terlibat dalam kasus-kasus berupa konflik-konflik dan gangguan mental, ide-ide yang salah dan ketakutan-ketakutan yang berhubungan dengan seks. Dalam hal ini, terciptanya konflik dan gangguan mental serta ide-ide yang salah dapat memungkinkan seorang remaja untuk melakukan perilaku seks pranikah.[rileks.com]
Perilaku seks pranikah ini memang kasat mata, namun ia tidak terjadi dengan sendirinya melainkan didorong atau dimotivasi oleh faktor-faktor internal yang tidak dapat diamati secara langsung (tidak kasat mata). Dengan demikian individu tersebut tergerak untuk melakukan perilaku seks pranikah.
Motivasi merupakan penggerak perilaku. Hubungan antar kedua konstruk ini cukup kompleks, antara lain dapat dilihat sebagai berikut : Motivasi yang sama dapat saja menggerakkan perilaku yang berbeda, demikian pula perilaku yang sama dapat saja diarahkan oleh motivasi yang berbeda. <BR
Motivasi tertentu akan mendorong seseorang untuk melakukan perilaku tertentu pula. Pada seorang remaja, perilaku seks pranikah tersebut dapat dimotivasi oleh rasa sayang dan cinta dengan didominasi oleh perasaan kedekatan dan gairah yang tinggi terhadap pasangannya, tanpa disertai komitmen yang jelas (menurut Sternberg hal ini dinamakan romantic love); atau karena pengaruh kelompok (konformitas), dimana remaja tersebut ingin menjadi bagian dari kelompoknya dengan mengikuti norma-norma yang telah dianut oleh kelompoknya, dalam hal ini kelompoknya telah melakukan perilaku seks pranikah.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi seorang remaja melakukan seks pranikah karena ia didorong oleh rasa ingin tahu yang besar untuk mencoba segala hal yang belum diketahui. Hal tersebut merupakan ciri-ciri remaja pada umumnya, mereka ingin mengetahui banyak hal yang hanya dapat dipuaskan serta diwujudkannya melalui pengalaman mereka sendiri, “Learning by doing”.
Disinilah suatu masalah acap kali muncul dalam kehidupan remaja karena mereka ingin mencoba-coba segala hal, termasuk yang berhubungan dengan fungsi ketubuhannya yang juga melibatkan pasangannya. Namun dibalik itu semua, faktor internal yang paling mempengaruhi perilaku seksual remaja sehingga mengarah pada perilaku seksual pranikah pada remaja adalah berkembangnya organ seksual. Dikatakan bahwa gonads (kelenjar seks) yang tetap bekerja (seks primer) bukan saja berpengaruh pada penyempurnaan tubuh (khususnya yang berhubungan dengan ciri-ciri seks sekunder), melainkan juga berpengaruh jauh pada kehidupan psikis, moral, dan sosial.
Pada kehidupan psikis remaja, perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis kelamin. Ketertarikkan antar lawan jenis ini kemudian berkembang ke pola kencan yang lebih serius serta memilih pasangan kencan dan romans yang akan ditetapkan sebagai teman hidup. Sedangkan pada kehidupan moral, seiringan dengan bekerjanya gonads, tak jarang timbul konflik dalam diri remaja. Masalah yang timbul yaitu akibat adanya dorongan seks dan pertimbangan moral sering kali bertentangan.
Bila dorongan seks terlalu besar sehingga menimbulkan konflik yang kuat, maka dorongan seks tersebut cenderung untuk dimenangkan dengan berbagai dalih sebagai pembenaran diri.
Pengaruh perkembangan organ seksual pada kehidupan sosial ialah remaja dapat memperoleh teman baru, mengadakan jalinan cinta dengan lawan jenisnya. Jalinan cinta ini tidak lagi menampakkan pemujaan secara berlebihan terhadap lawan jenis dan “cinta monyet” pun tidak tampak lagi. Mereka benar-benar terpaut hatinya pada seorang lawan jenis, sehingga terikat oleh tali cinta.
Perlu pula dijelaskan bahwa pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks (gonads) remaja, sesungguhnya merupakan bagian integral dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh. Selain itu, energi seksual atau libido/nafsu pun telah mengalami perintisan yang cukup panjang; Sigmund Freud mengatakan bahwa dorongan seksual yang diiringi oleh nafsu atau libido telah ada sejak terbentuknya Id. Namun dorongan seksual ini mengalami kematangan pada usia usia remaja. Karena itulah, dengan adanya pertumbuhan ini maka dibutuhkan penyaluran dalam bentuk perilaku seksual tertentu.
Cukup naïf bila kita tidak menyinggung faktor lingkungan, yang memiliki peran yang tidak kalah penting dengan faktor pendorong perilaku seksual pranikah lainnya. Faktor lingkungan ini bervariasi macamnya, ada teman sepermainan (peer-group), pengaruh media dan televisi, bahkan faktor orang tua sendiri.
Pada masa remaja, kedekatannya dengan peer-groupnya sangat tinggi karena selain ikatan peer-group menggantikan ikatan keluarga, mereka juga merupakan sumber afeksi, simpati, dan pengertian, saling berbagi pengalaman dan sebagai tempat remaja untuk mencapai otonomi dan independensi.
Maka tak heran bila remaja mempunyai kecenderungan untuk mengadopsi informasi yang diterima oleh teman-temannya, tanpa memiliki dasar informasi yang signifikan dari sumber yang lebih dapat dipercaya. Informasi dari teman-temannya tersebut, dalam hal ini sehubungan dengan perilaku seks pranikah, tak jarang menimbulkan rasa penasaran yang membentuk serangkaian pertanyaan dalam diri remaja. Untuk menjawab pertanyaan itu sekaligus membuktikan kebenaran informasi yang diterima, mereka cenderung melakukan dan mengalami perilaku seks pranikah itu sendiri.
Pengaruh media dan televisi pun sering kali diimitasi oleh remaja dalam perilakunya sehari-hari. Misalnya saja remaja yang menonton film remaja yang berkebudayaan barat, melalui observational learning, mereka melihat perilaku seks itu menyenangkan dan dapat diterima lingkungan. Hal ini pun diimitasi oleh mereka, terkadang tanpa memikirkan adanya perbedaan kebudayaan, nilai serta norma-norma dalam lingkungan masyakarat yang berbeda.
Perilaku yang tidak sesuai dengan tugas perkembangan remaja pada umumnya dapat dipengaruhi orang tua. Bilamana orang tua mampu memberikan pemahaman mengenai perilaku seks kepada anak-anaknya, maka anak-anaknya cenderung mengontrol perilaku seksnya itu sesuai dengan pemahaman yang diberikan orang tuanya.
Hal ini terjadi karena pada dasarnya pendidikan seks yang terbaik adalah yang diberikan oleh orang tua sendiri, dan dapat pula diwujudkan melalui cara hidup orang tua dalam keluarga sebagai suami-istri yang bersatu dalam perkawinan.
Kesulitan yang timbul kemudian adalah apabila pengetahuan orang tua kurang memadai menyebabkan sikap kurang terbuka dan cenderung tidak memberikan pemahaman tentang masalah-masalah seks anak. Akibatnya anak mendapatkan informasi seks yang tidak sehat. Seorang peneliti menyimpulkan hasil penelitiannya sebagai berikut: informasi seks yang tidak sehat atau tidak sesuai dengan perkembangan usia remaja ini mengakibatkan remaja terlibat dalam kasus-kasus berupa konflik-konflik dan gangguan mental, ide-ide yang salah dan ketakutan-ketakutan yang berhubungan dengan seks. Dalam hal ini, terciptanya konflik dan gangguan mental serta ide-ide yang salah dapat memungkinkan seorang remaja untuk melakukan perilaku seks pranikah.

sumber : http://duniapsikologi.dagdigdug.com

Fungsi Orang Tua

Fungsi Orang Tua

Fungsi Orang Tua
Orang tua mempunyai fungsi yang penting dalam keluarga. Diantara fungsi-fungsi tersebut antara lain (dalam Soelaeman, 1987): 1) Fungsi religius. Artinya orang tua mempunyai kewajiban memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota lainnya kepada kehidupan beragama. Soelaeman (1987) memberikan penjelasan bahwa untuk melaksanakan fungsi ini, orang tua sebagai tokoh inti dalam keluarga itu harus terlebih dahulu menciptakan iklim yang religius dalam keluarga itu, yang dapat dihayati oleh seluruh anggotanya; 2) Fungsi edukatif. Pelaksanaan fungsi edukatif keluarga merupakan salah satu tanggung jawab yang dipikul oleh orang tua. Sebagai salah satu unsur pendidikan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. Orang tua harus mengetahui tentang pentingnya pertumbuhan, perkembangan dan masa depan seorang anak secara keseluruhan. Ditangan orang tuanyalah masalah-masalah yang menyangkut anak, apakah dia akan tumbuh menjadi orang yang suka merusak dan menyeleweng atau ia akan tumbuh menjadi orang baik; 3) Fungsi protektif. Soelaeman (1987) memberikan gambaran pelaksanaan fungsi lingkungan, yaitu dengan cara melarang atau menghindarkan anak dari perbuatan-perbuatan yang tidak diharapkan, mengawasi atau membatasi perbuatan anak dalam hal-hal tertentu menganjurkan atau menyuruh mereka untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang diharapkan mengajak bekerja sama dan saling membantu, memberikan contoh dan tauladan dalam hal-hal yang diharapkan; 4) Fungsi Sosialisasi. Tugas orang tua dalam mendidik anaknya tidak saja mencakup pengembangan pribadi, agar menjadi pribadi yang mantap tetapi meliputi pula mempersiapkannya menjadi anggota masyarakat yang baik. Sehubungan dengan itu perlu dilaksanakan fungsi sosialisasi anak. Melaksanakan fungsi sosialisasi itu berarti orang tua memiliki kedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial, dan membutuhkan fasilitas yang memadai; 5) Fungsi ekonomis. Meliputi; pencarian nafkah, perencanaan serta pembelajarannya. Keadaan ekonomi sekeluarga mempengaruhi pula harapan orang tua akan masa depan anaknya serta harapan anak itu sendiri. Orang tua harus dapat mendidik anaknya agar dapat memberikan penghargaan yang tepat terhadap uang dan pencariannya, disertai pula pengertian kedudukan ekonomi keluarga secara nyata, bila tahap perkembangan anak telah memungkinkan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi orang tua pada anaknya antara lain menanamkan kehidupan beragama, memberikan pendidikan dalam masa perkembangan anak, menjadi penghubung dalam kehidupan sosial anak, dan memberikan nafkah secara ekonomi demi keberlangsungan anak.

sumber  : http://duniapsikologi.dagdigdug.com

Tentang Media Pornografi

Pornografi dapat menggunakan berbagai media — teks tertulis maupun lisan, foto-foto, ukiran, gambar, gambar bergerak (termasuk animasi), dan suara seperti misalnya suara orang yang bernapas tersengal-sengal. Film porno menggabungkan gambar yang bergerak, teks erotik yang diucapkan dan/atau suara-suara erotik lainnya, sementara majalah seringkali menggabungkan foto dan teks tertulis. Novel dan cerita pendek menyajikan teks tertulis, kadang-kadang dengan ilustrasi. Suatu pertunjukan hidup pun dapat disebut porno (dalam Muntaqo, 2006).
Penjelasan diatas menunjukkan bahwa media-media sebagaimana disebut diatas atau alat apapun dapat menjadi sarana atau perantara sebagai perwujudan hasrat maupun aktivitas seksualitas seseorang.
Hindari Pornografi

Sabtu, 11 Februari 2012

10 orang terjenius di dunia

DAFTAR 10 ORANG TER JENIUS DI DUNIA

1.      JAMES SIDIS

Bukan Einstein, Bukan Thomas Alva Edison. Tapi ialah William James Sidis. Pria berkewarganegaraan Amerika serikat. IQnya lebih dari IQ 250. Mengapa ia kurang dikenal dunia? Orang ini memang terlalu pintar. Baru berusia 11 tahun, Ia sudah masuk Universitas. Ia menjadi siswa termuda di Universitas Harvard. Seumur hidupnya, Sidis telah menguasai 200 bahasa di Dunia. Bahkan, Ia menghafal 1 jenis bahasa secara keseluruhan hanya dalam waktu 1 hari. Kepintarannya yang luar biasa membuatnya gila. Ia tak punya teman atau pacar. Bahkan ia pergi dari rumah, meninggalkan keluarganya dan mengasingkan diri. Ia meninggal pada usia 46 tahun dalam keadaan menganggur, terasingkan, dan amat miskin.


2.      KIM UNG YONG

Satu-Satunya orang paling jenius yang masih hidup sampai saat ini. Tercatat dalam Guinness Book Of Record sebagai pemilik IQ tertinggi di Dunia saat ini, yaitu IQ 210. Ia adalah pria berkewarganegaraan Korea. Mungkin, ia terlahir ke Dunia sebagai bayi ajaib. Kim kecil yang waktu itu baru berusia 3 tahun, sudah dapat membaca-menulis dalam 4 bahasa (Inggris, Korea, Jepang, Jerman). Pada Usianya yang ke 7 tahun, Kim di undang ke Amerika Serikat oleh NASA. Ia menyelesaikan gelar Professor Ph.D di Colorado State University sebelum berusia 16 Tahun. Kembali ke Korea ia mendapatkan gelar Doktor pada bidang teknik sipil. Sekarang ia bekerja untuk NASA.


3.      CHRISTOPHER LANGAN

Christopher Michael Langan. Warga Amerika Serikat yang berada dalam daftar nomor 2 Guinness book of Record dengan IQ 195.

4.      SIR ISAAC NEWTON ( kalo agan-agan pengen tau biografinya silahkan liat DI SINI di postingan ane yang sebelumnya )

Ilmuwan yang menyimpulkan adanya gaya Gravitasi. Yang terkenal dengan pohon apelnya. Ialah Isaac Newton. Seorang Fisikawan, Matematikawan, Filsuf alam, Ahli Astronomi, dan Teolog yang berasal dari Inggris. Newton memiliki IQ 190.


5.      MARYLIN VOS SAVANT

Seorang Pengarang yang berasal dari Amerika Serikat. Tercatat sebagai orang pemilik IQ tertinggi ke 3 di Guinness Book Of Record saat ini. Dengan IQ 186


Seniman terkenal dari Itali. Namun lebih banyak menghabiskan riwayat hidupnya di Perancis. Karya paling terkenal dari Da Vinci adalah lukisan Monalisa. Da Vinci memiliki IQ 180.


Seorang Ilmuwan dan Penulis asal Jerman. Goethe adalah tokoh terpenting dalam dunia sastra Jerman. Ia memiliki IQ 179.

8.      EMANUEL SWEDENBORG

Swedenborg adalah seorang Ilmuwan asal Swedia. Ia juga adalah seorang Mistikus Kristen. Pada Usia 56 tahun, ia bermimpi dan mengaku telah ditunjuk tuhan untuk menulis Doktrin Surgawi untuk mereformasi Kristen. Ia juga mengklaim bahwa Tuhan telah membuka matanya sehingga ia mampu melihat Surga Neraka dan berbincang-bincang dengan Malaikat. Ia memiliki IQ 176.


9.      EDMUND SPENSER

Spenser adalah seorang pengrajin asal Inggris yang terkenal dengan karyanya The Faerie Queene. Spenser mimiliki IQ 175.



Mill adalah seorang Filsuf asal Inggris. Bekerja sebagai PNS di Inggris. Seorang paling berpengaruh dalam teori Sosial dan Politik. Mill memiliki IQ 174.

10 orang terkaya di dunia

DAFTAR 10 ORANG TERKAYA di DUNIA 2012

1. CARLOS SLIM HELU
Net Worth : $74.0 Billion
Fortune : Self made
Source : Telecom
Age : 71
Country Of Citizenship : Mexico
Residence : Mexico City
Industry : Telecommunications
Education : NA
Marital Status : Widowed, 6 children

2. BILL GATES
Net Worth : $56.0 Billion
Fortune : Self Made
Source : Microsoft
Age : 55
Country Of Citizenship : United States
Residence : Medina, Washington
Industry : Software
Education : Harvard University, Drop Out,
Marital Status : Married, 3 children

3. WARREN BUFFETT
Net Worth : $50.0 Billion
Fortune : Self Made
Source : Berkshire Hathaway
Age : 80
Country Of Citizenship : United States
Residence : Omaha, Nebraska
Industry : Investments
Education : Columbia University, Master of Science
Marital Status : Widowed, remarried, 3 children

4. BERNARD ARNAULT
Net Worth : $41.0 Billion
Fortune : Inherited and Growing
Source : LVMH
Age : 62
Country Of Citizenship : France
Residence : Paris
Industry : Retail
Education : Ecole Polytechnique, Bachelor of Arts / Science
Marital Status : Married, 5 children

5. LAWRENCE ELLISON
Net Worth : $39.5 Billion
Fortune : Self made
Source : Oracle
Age : 66
Country Of Citizenship : United States
Residence : Redwood City, California
Industry : Software
Education : University of Illinois, Drop Out
Marital Status : Married, 2 children

6. LAKSHMI MITTAL
Net Worth : $31.1 Billion
Fortune : Inherited and Growing
Source : Steel
Age : 60
Country Of Citizenship : India
Residence : London
Industry : Steel
Education : St Xavier’s College Calcutta, Bachelor of Arts/Science
Marital Status : Married, 2 children

7. AMANCIO ORTEGA
Net Worth : $31.0 Billion
Fortune : Self Made
Source : Zara
Age : 74
Country Of Citizenship : Spain
Residence : La Coruna
Industry : Retail
Education : NA
Marital Status : Married, 3 children

8. EIKE BATISTA
Net Worth : $30.0 Billion
Fortune : Self Made
Source : Mining, Oil
Age : 53
Country Of Citizenship : Brazil
Residence : Rio de Janeiro
Industry : Retail
Education : RWTH Aachen University, Drop Out
Marital Status : divorced, 2 children

9. MUKESH AMBANI
Net Worth : $27.0 Billion
Fortune : Inherited and Growing
Source : Petrochemicals
Age : 53
Country Of Citizenship : India
Residence : Mumbai
Industry : Manufacturing
Education : University of Bombay, Bachelor of Arts/Science
Marital Status : Married, 3 children

10. CHRISTY WALTON
Net Worth : $26.5 Billion
Fortune : Walton Family
Source : John T.Walton
Age : 55
Country Of Citizenship : United States
Residence : Jackson, Wyoming
Industry : Walmart, First Solar
Education : University of Arkansas, College of Business Administration
Marital Status : Married, 1 children

10 boyband korea terpopuler

10 Boy Band Korea Terfavorit


Demam boyband sedang menjangkiti dunia musik Indonesia. Tiap kali kita mengubah chanel televisi, selalu saja ada penampilan “Rombongan” laki-laki muda dengan gaya nyentrik ini. Sebenernya, apa sih boyband itu? Boy band adalah sejenis kelompok musik pop atau R&B yang beranggotakan soloist laki-laki muda berjumlah 3 orang atau lebih. Selain menyanyi, anggota boyband juga biasanya menari (dance) dalam pertunjukan mereka. Untuk menjadi anggota boyband, mereka dibentuk oleh seorang manajer atau produser rekaman melalui audisi, untuk menguji penampilannya, kemampuan menyanyinya, juga kemampuan berdansanya. Tidak seperti band pada umumnya, boyband tidak memainkan alat musik sendiri. Yang unik dari boyband salah satunya adalah kostum dan dandanannya yang selalu kompak, membuat mereka lebih enak dipandang mata, gaya energik dan penuh semangat juga menjadi salah satu ciri khas boyband.
Beberapa boyband yang pernah kita kenal di Indonesia diantaranya; Triolibels, ME, cool colors, Cowboy dan generasi baru saat ini yang marak seperti; SM*SH, XO-IX, Max 5, 3 in 1, Super 9 boys, juga Mr Bee dan banyak lagi. Tidak hanya dari dalam negeri, beberapa boyband dari berbagai Negara, pernah juga menggebrak pasar music Indonesia. Namun, bila bicara boyband, Negara yang bakal ada di urutan teratas adalah Korea Selatan, ya.. di Negeri Gingseng ini, boyband layaknya jamur di musim penghujan, tumbuh subur dan jumlahnya bahkan melebihi jumlah artis music kebanyakan di sana.
Selain berjumlah banyak dan cukup eksis, boyband korea memiliki beberapa cirikhas mereka sendiri yang jarang ditemui di Negara lain, diantaranya;
  • Selain menyanyi, tak jarang personel Boyband Korea, membintangi serial Korean  Drama
  • Gaya dan warna rambut seringkali berbeda-beda untuk setiap kesempatan (Video Clip, Pertunjukan di panggung, atau acara-acara tertentu
  •  Tak jarang, personel boyband yang membintangi Korean Drama, menyanyi solo untuk OST. Drama tersebut
  • Boyband Korea seringkali menyanyikan lagu feat dengan Girl band Korea
  • Kostum mereka selalu berbeda dan banyak detail juga motifnya
  • Masing-masing personel memiliki keahlian seperti rapper, break dance dll

Berikut 10 Boyband Korea (urutan berdasarkan rating of popularity) ;
Battle(korean Band)

Dong Bang Shin Ki

Super Junior M

FT ISLAND

Purple Line

H.O.T

Ss501

Big Bang

DBSK SHINE

FTTS

10 pemain bulutangkis terhebat di Indonesia

10 Pemain Bulutangkis Terhebat Indonesia

Salah satu fenomena yang terjadi saat ini adalah munculnya berbagai lembaga Survey. Aktivitas survey di tengah masyarakat lebih banyak mengusung tema politik seperti Pilkada dan pemilu serta survey yang berhubungan dengan rating acara televisi. Salah satu acara televisi swasta nasional, Metro TV melalui programnya Metro 10 mengambil tema berbeda pada salah satu episodenya. Pada edisi 17 November 2008, Metro 10 menayangkan survey pendapat masyarakat tentang 10 atlet bulutangkis terhebat. Tema ini memiliki nuansa tersendiri disaat hiruk pikuk politik di penjuru tanah air tetapi masih ada lembaga yang mau menyelenggarakan survey mengenai olahraga bulutangkis.

Menentukan pebulutangkis Indonesia terhebat sepanjang sejarah tentulah tidak mudah. Apalagi kalau ukuran penentuannya dihitung dari prestasi yang pernah dibuat sang pemain. Jika ditinjau dari sisi masa jaya pemain maka kita akan sepakat bahwa Rudy Hartono yang paling hebat. Dasarnya adalah prestasi Rudy yang menjuarai All England sebanyak delapan kali dimana hal ini tercatat dalam Guinnes Book of Record. Rudy mulai dikenal dunia ketika menjuarai All England tahun 1968 dan menutup prestasi besarnya dengan menjadi Juara Dunia tahun 1980. Berarti Rudy menempatkan dirinya dijajaran atas bulutangkis dunia selama 12 tahun. Mengikuti prestasi Rudy dicatat pasangan ganda putra Tjun Tjun / Johan Wahyudi sebagai pemegang All England enam kali plus juara dunia satu kali. Namun prestasi Rudy, Tjun Tjun dan Johan Wahyudi terasa sedikit kurang karena saat itu tidak mendapat tantangan dari negara raksasa bulutangkis lainnya, China. Kondisi politik Internasional membuat China tidak tergabung dalam organisasi bulutangkis dunia, IBF (Sekarang BWF). Kekurangan lainnya adalah belum dipertandingkannya bulutangkis pada pesta akbar olahraga dunia Olimpiade yang membuat pemain hebat saat itu tidak dapat menunjukkan prestasi di ajang tersebut.

Juara Olimpiade dan juara dunia layak menjadi nominasi pemain terhebat. Dari ajang Olimpiade tercatat nama-nama seperti Alan Budi Kusuma, Susi Susanti, Ricky Subagja, Rexy Mainaky, Chandra Wijaya, Tony Gunawan, Taufik Hidayat, Markis Kido dan Hendra Setiawan. Dari nama-nama tersebut Susi Susanti dan Ricky / Rexy merupakan pemain yang meraih gelar paling banyak dan paling lengkap. Hampir semua turnamen bergengsi selain merekah rengkuh, mulai dari Olimpiade, All England, Jepang Open, Indonesia Open dan Grand Prix Final. Khusus buat Susi, gelarnya terasa kurang lengkap karena gagal meraih medali emas Asian Games. Di ajang kejuaraan dunia, selain nama-nama tersebut diatas layak dikedepankan nama Icuk Sugiarto. Icuk meraih juara dunia tahun 1983 pada saat prestasi bulutangkis Indonesia sedang terpuruk dan kalah pamor dari pendatang baru, China. Diluar nama tersebut masih ada Liem Swie King yang meraih tiga kali juara All England dan Hariyanto Arbi yang dua kali juara All England plus juara dunia.

Pertimbangan-pertimbangan prestasi tentu menjadi ukuran utama dalam memilih pemain terhebat. Tetapi ketika pertanyaan tersebut dilontarkan ke masyarakat umum maka jawabannya akan sangat bervariasi. Minimnya ulasan-ulasan mengenai bulutangkis di media-media besar baik cetak maupun televisi membuat jawaban dari masyarakat pun tertuju kepada sosok yang lebih dikenal. Pada survey yang dilakukan Litbang Media Group yang mengambil sampel di enam kota besar (Jakarta, Medan, Bandung, Yogyakarta, Makasar dan Surabaya) ternyata tertuju pada nama Taufik Hidayat. Pemain yang disebut-sebut sebagai pemain yang memiliki teknik bermain terbaik di dunia ini dipilih oleh 55 % responden. Berikut hasil survey yang dikutip dari program metro 10 mengenai 10 pemain terhebat :

undefined
1. Taufik Hidayat

http://www.zersimg.com/thumb/16951-lUOhyPE/01_jpg/thumb_6b210ffb1312890496lUOhyPE.jpg

Dipilih 264 responden



undefined
2. Susi Susanti

http://www.zersimg.com/thumb/16952-yUIgjII/02_jpg/thumb_21adc0911312890515yUIgjII.jpg

Dipilih 214 responden


undefined
3. Rudy Hartono

http://www.zersimg.com/thumb/16953-lWrPgqf/03_jpg/thumb_2865a3261312890558lWrPgqf.jpg

Dipilih 156 responden


undefined
4. Alan Budi Kusuma

http://www.zersimg.com/thumb/16954-2WIytIu/04_jpg/thumb_2235f92b13128905832WIytIu.jpg

Dipilih 78 responden


undefined
5. Liem Swie King

http://www.zersimg.com/thumb/16955-qQk0QIi/05_jpg/thumb_572e61cb1312890597qQk0QIi.jpg

Dipilih 70 responden


undefined
6. Icuk Sugiarto

http://www.zersimg.com/thumb/16956-sEQelsu/06_jpg/thumb_d34b4bd21312890620sEQelsu.jpg

Dipilih 40 responden


undefined
7. Ricky Subagya

http://www.zersimg.com/thumb/16957-uTyIeRl/07_jpg/thumb_800e61b71312890638uTyIeRl.jpg

Dipilih 25 responden


undefined
8. Christian Hadinata

http://www.zersimg.com/thumb/16958-qeg2feP/08_jpg/thumb_831281461312890660qeg2feP.jpg

Dipilih 14 responden


undefined
9. Sony Dwi Kuncoro

http://www.zersimg.com/thumb/16959-1ttaiOT/09_jpg/thumb_37bae6ea13128906741ttaiOT.jpg

Dipilih 14 responden


undefined
10. Ivana Lie

http://www.zersimg.com/thumb/16960-IYkhtqY/10_jpg/thumb_f1fc3b161312890686IYkhtqY.jpg

Dipilih 11 responden


Dari survey tersebut tidak terlihat nama-nama pembuat sejarah seperti Tan Joe Hoek (Pemain pertama Juara All England), Ferry Sonneville bahkan Tjun Tjun / Johan Wahyudi tidak termasuk didalamnya. Seharusnya survey yang berhubungan dengan prestasi pebulutangkis sebaiknya memilih responden pada kalangan bulutangkis sendiri sehingga jajak pendapatnya lebih akurat. Tetapi bagaimanapun juga survey seperti ini bisa menjadi masukan buat banyak pihak akan minimnya publikasi pemain-pemain hebat negeri ini. Padahal dalam survey episode lainnya mengenai 10 peristiwa yang paling membanggakan bagi masyarakat Indonesia, ternyata yang menempati urutan pertama adalah kemenangan bulutangkis Indonesia di Olimpiade. Peristiwa tersebut mengalahkan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan (urutan kedua), reformasi 1998 (urutan delapan) bahkan sumpah pemuda (urutan sepuluh).

Masyarakat melalui sampel yang dipilih ternyata memberikan apresiasi yang tinggi terhadap bulutangkis Indonesia. Sayangnya secara umum masyarakat kita kurang mengenal jagoan-jagoan bulutangkis masa lalu.